Minggu, 29 Oktober 2017

Anggaran Produksi

        Anggaran produksi adalah anggaran yang disusun oleh perusahaan untuk menentukan jumlah barang jadi yang harus diproduksi oleh perusahaan. Anggaran ini harus dibuat setelah anggaran penjualan disusun karena perusahaan harus menentukan jumlah barang jadi yang harus diproduksi dalam rangka mendukung target penjualan yang ada di anggaran penjualan.

        Untuk dapat menyusun anggaran produksi, dibutuhkan berbagai data dan informasi, sebagai berikut :
  1. Estimasi jumlah unit barang jadi yang akan dijual pada periode mendatang. Jumlah unit barang jadi yang akan terjual dapat diperoleh dari anggaran penjualan yang telah dibuat sebelumnya .
  2. Estimasi jumlah persediaan barang jadi pada akhir periode anggaran. Pada umumnya, perusahaan memproduksi barang jadi lebih banyak dari yang diperkirakan dapat dijual. Hal ini dilakukan karena perusahaan ingin menghindari terjadinya kondisi stock out, yaitu : => Perusahaan mengalami opportunity lost dari penjualan yang seharusnya dapat dilayani jika perusahaan memiliki persediaan barang jadi yang cukup. => Pelanggan beralih ke pesaing yang membuat perusahaan kehilangan sumber pendapatan dimasa depan.                                                                                 Oleh karena itu, jika perusahaan memperkirakan akan menyimpan persediaan barang jadi di akhir periode anggaran, maka nilainya harus diestimasi dan dimasukkan dalam perhitungan anggaran produksi.
  3. Estimasi jumlah persediaan barang jadi di awal periode anggaran. Jumlah persediaan barang jadi yang diestimasi di awal periode adalah estimasi persediaan barang jadi yang tersisa dari periode sebelumnya. Setelah estimasi jumlah penjualan dalam unit dan persediaan akhir barang jadi telah diperoleh datanya, langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah barang jadi yang rencananya akan diproduksi. Jumlah yang akan diproduksi  diperoleh dengan mengurangkan jumlah penjualan dalam unit dan persediaan akhir barang jadi dengan persediaan awal barang jadi.
 Format Anggaran Produksi
           Format yang dapat digunakan untuk menyusun anggaran produksi :

 Contoh :
Penjualan dan Persediaan Boneka Unyil
No                    Keterangan                              Jumlah
1             Penjualan                                                8.000     
2             Persediaan akhir                                     2.000
3             Persediaan awal                                      1.000

Menyusun format anggaran produksi sebagai berikut :

Anggaran Produksi
PT. Sehati Indah
untuk Periode....
Nama Produk : Boneka Unyil

Penjualan                                                                                           8.000
Ditambah: Persediaan akhir barang jadi                                          2.000
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan
Dikurangi: Persediaan awal barang jadi                                           1.000
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi

Kebijakan Tingkat Produksi
            Ada dua kebijakan yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menentukan jumlah barang yang akan diproduksi, yaitu kebijakan stabilisasi tingkat produksi dan stabilisasi tingkat persediaan.

  • Kebijakan Stabilisasi Tingkat Produksi
          Dalam menyusun anggaran produksi untuk periode anggaran lebih dari satubulan, perusahaan sering kali ingin memiliki jumlah produksi yang sama untuk setiap bulannya. pertimbangannya adalah :
  1. Perusahaan ingin memperoleh biaya produksi yang sama untuk setiap bulannya
  2. Jumlah pegawai pabrik cenderung tetap setiap bulannya, maka jumlah produksi tiap bulan yang stabil akan lebih tepat digunakan
  3. Mesin akan berproduksi lebih efisien jika tingkat produksi barang stabil setiap bulannya
Kebijakan untuk berproduksi pada tingkat produksi yang sama setiap bulannya dalam 1 tahun ini disebut dengan "Kebijakan Stabilisasi Produksi".

  • Kebijakan Stabilisasi Tingkat Persediaan 
           Berbeda dengan kebijakan stabilisasi produksi yang menginginkan tingkat produksi barang jadi yang sama untuk setiap periodenya. Kebijakan stabilisasi persediaan berfluktuasi secara berlebihan setiap periode yang tercakup dalam anggaran. Kebijakan stabilisasi tingkat persediaan juga menjamin bahwa kenaikan atau penurunan persediaan terjadi secara bertahap dalam setiap periode. Perusahaan yang memiliki ruang penyimpanan persediaan yang terbatas atau menghadapi biaya sewa gudang yang tinggi cocok untuk menerapkan kebijakan ini.

Senin, 23 Oktober 2017

Standar Kesalahan Peramalan (SKP)

Standar Kesalahan Peramalan :
  • Untuk menentukan metode mana yang lebih sesuai
  • Nilai SKP terkecil yang menunjukkan bahwa metode tersebut mendekati kesesuaian.
Rumus :
Keterangan :
x : penjualan nyata (realisasi)
y : ramalan penjualan
n : jumlah data

  1. Standar kesalahan peramalan metode tren garis lurus  (kuadrat terkecil) => ∑ X  ≠  0
 Persamaan

Y = α + b . x
                            = 132 + 10 (x)
A. Perhitungan nilai Y (ramalan penjualan)



B. Perhitungan SKP













2. Tren Garis Lengkung

Persamaan  

Y = α + b . x + c . x2

    = 153,4 + 10 (x) + (-0,71)(x)2

A. Perhitungan nilai Y (ramalan penjualan)


 B. Perhitungan SKP
 
  











Kesimpulan :
Metode paling tepat yang digunakan dalam meramalkan jumlah penjualan bulan selanjutnya yaitu metode Tren Garis Lengkung , karena hasil perhitungan SKP tren garis lengkung lebih kecil daripada SKP tren garis lurus  yaitu 1,97.

Kamis, 05 Oktober 2017

Ramalan Penjualan


    Meramalkan dalam Manajemen digunakan untuk memperkirakan kebutuhan yang akan digunakan pada masa yang akan datang. 
    
   Perkiraan penjualan untuk tahun depan akan mencerminkan kecenderungan penjualan masa lalu yang di harapkan akan terulang lagi pada tahun berikutnya . Pengaruh setiap peristiwa apapun yang mungkin secara material mempengaruhi kecenderungan.
  
  Peramalan penjualan juga termasuk ilmu dan seni dalam memprediksi masa depan dengan cara menggunakan data-data masa lalu yang pernah terjadi. 

    Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam meramalkan tersebut diantaranya :

1 .    Menganalisa data masa lalu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pola penjualan yang terjadi di masa lalu. Apakah penjualan yang terjadi meningkat atau menurun. Adapun data yang digunakan menggunakan data tabulasi.

2.    Menentukan metode apa yang baik untuk meramalkan penjualan tersebut. Metode tersebut diharapkan memberikan hasil yang baik pada kenyataan yang terjadi. Metode analisis deret waktu salah satunya yang digunakan. 

3.   Mempertimbangkan metode tersebut untuk memperbaiki data yang telah terjadi di masa lalu dengan metode yang digunakan saat ini.